Monthly Archives: Mei 2011

penelitian ilmiah bandura

Standar

PENELIITIAN DAN TEORI BANDURA

  • Teori pemodelan tingkah laku

Menurut Bandura, sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Teori belajar ini dikenal sebagai teori pemodelan tingkah laku. Manusia dapat belajar dari contoh (model) sebelum melakukan tingkah laku yang dimodelkan itu. Teori pemodelan tingkah laku merupakan proses tiga tahap, yaitu atensi, retensi, dan produksi (Arends, 1997).

Menurut hasil penelitian Bandura, pengamat akan dapat memperhatikan tingkah laku dengan baik apabila tingkah laku tersebut jelas dan tidak terlalu kompleks. Bandura juga menemukan bahwa retensi dari suatu perilaku yang teramati dapat dimantapkan jika pengamat dapat menghubungkan observasi itu dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya.Produksi atau memberikan kesempatan kepada pengamat/pebelajar untuk melatih keterampilan-keterampilan baru merupakan hal yang sangat penting. Latihan membantu pebelajar mengingat elemen-elemen perilaku yang dikehendaki, sebagai misal urutan langkah-langkah suatu pekerjaan.Bandura menemukan bahwa umpan balik yang diberikan oleh guru (guru model) merupakan faktor penentu terhadap keberhasilan pelatihan. Terutama pada awal pembelajaran, umpan balik perlu diberikan sesegera mungkin, positif, dan korektif. Pebelajar mungkin tidak melaksanakan perilaku yang dipelajari sampai ada motivasi. Penguatan penting dalam mempertahankan pembelajaran. Seseorang yang mencoba suatu perilaku baru tidak mungkin untuk tetap melakukannya tanpa penguatan.

  • Penelitian pemodelan kelas

Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura dan teori ini merupakan pengembangkan atau perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional. Melalui pembelajaran sosial seseorang dapat belajar melalui pengamatan (observation learning) terhadap suatu model. Ciri model yang pengaruh terhadap pengamat adalah model yang tampak menarik, dapat dipercaya, cocok dalam kelompok dan memberikan standar yang meyakinkan sebagai pedoman bagi pengamat.Ada empat (4) elemen penting yang menurut Bandura perlu diperhatikan dalam pembelajaran melalui pengamatan yaitu ;

(1). Atensi,

(2). Retensi,

(3). Reproduksi dan

(4). Motivasi. (Dahar,1988:34)

  • TEORI BELAJAR SOSIAL BANDURA

Teori belajar social Bandura (1965a, 1965b, 1971, 1977) menguraikan kumpulan ide mengenai cara perilaku dipelajaridan diubah. Penerapan teori ini hampir pada seluruh perilaku, dengan perhatian khusus pada cara perilaku baru diperolehmelalui belajar mengamati (observational learning). Teori ini digunakan dengan mudah untuk perkembangan agresi, perilakuyang ditentukan, ketekunan, belajar loncatan ski, dan reaksi psikologis yang datar pada emosi.Teori Bandura dengan jelas menggunakan sudut pandang kognitif dalam menguraikan belajar dan perilaku. Melaluikognitif kita berarti Bandura berasumsi tentang pikiran manusia dan menafsirkan pengalaman mereka. Contoh, Bandura (1977)membantsah bahwa belajar kompleks hanya dapat terjadi ketika orang sadar dari apa yang dikuatkan. Rangkaian kejadian itumerupakan perilaku ingin yang diikuti oleh penguatan),” tetapi Bandura akan membantah bahwa penguatan seperti itu tidak akanmemberikan pengaruh yang kuat pada perilaku. Anak-anak pertama- tama harus mengerti hubungan antara perilaku yang benar dan peristiwa penguatan.Dalam perbedaan kedudukan Bandura, teori belajar tradisional (seperti Skinner dan Hull) berasumsi tidak menerimaproses kognitif manusia. Agaknya masalah utama untuk mendapatkan perilaku dari manusia supaya dapat dikuatkan . menurutkedudukan tradisional, penguatan “menguatkan” perilaku, membantu perilaku lebih terjadi seterusnya.Hal utama dari pendekatan tradisional ini, untuk terjadinya belajar, manusia harus melakukan performa/tampilan utamadan kemudian diberi hadiah. Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan ,secara rinci dasar kognisi dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap yaitu : atensi/perhatian, retensi/mengingat,reproduksi gerak, dan motivasi. Atensi / PerhatianJika reaksi baru yang dipelajari dari melihat/mendengar lainnya, maka hal itu jelas bahwa tingkat memberi perhatianyang lain akan menjadi yang terpenting.Lebih mendalam lagi berikut faktor-faktor untuk mendapatkan perhatian :

(1) penekanan penting dari  perilaku menoonjol

(2) memperoleh perhatian dari ucapan /teguran

(3) membagi aktivitas umum dalam bagian –bagian yang wajar jadikomponen keterampilan

dapat menonjol.2.

RetensiSetiap gambaran perilaku disimpan dalam memori atau tidak, dan dasar untuk penyimpanan merupakan metode yangdigunakan untuk penyandian atau memasukkan respon. Penyandian dalam symbol verbal dipermudah oleh berpikir aktif orang atau ringkasan secara verbal tindakan yang mereka amati.Waktu respon yang diamati disandikan, ingatan kesan visual atau symbol verbal dapat berlanjutdengan melatih kembalisecara mental. Dengan begitu, penyandian akan mencoba untuk berpikir giat mengenai tindakan dan memikirkan kembalipenyandian verbal.3.

 CONTOH-CONTOH PENELITIANImitasi, Hadiah, dan Hukuman

Menurut pemikiran Bandura, hadiah dan hukuman jauh lebih sesuai untuk menunjukkan perilaku baru daripada untukbelajar. Prinsip ini ditunjukkan dalam percobaan klasik oleh Bandura (1956a), dimana anak-anak belajar untuk menyerangboneka.Subjek dalam penelitian adalah anak perempuan dan laki-laki kira-kira berumur 4 tahun. Mereka disuruh duduk sebelumada layar televisi dan mereka mengamati pria dewasa (model) membawa boneka bobo plastik berukuran sebesar badan. Secaraverbal model mengkata-katai Bobo, menariknya ke bawah dan mendudukannya, memukul di bagian hidung, memukul-mukulbagian kepalanya dengan pemukul, dan menendangnya di sekeliling ruangan.Pada akhir adegan kekrasan satu sisi ini, beberapa subyek menyaksikan kedua orang dewasa mengulang adegantelevisi dan salah satunya memberi hadiah, menghukum atau tidak memberi tanggapan/umpan balik untuk serangan model.Hadiah yang mewah diperoleh dari perspektif 4 tahun lalu. Yang memberi reward memanggil model sebagai juara kekerasan,beberapa model ditawarkan soft drink dan permen, dan dilanjutkan dengan pujian. The punishing authority berteriak denganmencela model dan memberikan tamparan keras.Secara teoritis apa yang terjadi? Kita harus mencoba untuk menguji cara pendirian /sudut diatas dari 4 tahap berikut : :(1) hal ini jelas bahwa subjek mengikuti. Televisi terkenal dari sifat menarik perhatian, dan anak-anak melihat program dalamruangan setengah gelap tanpa selingan / gangguan. (2) bagaimana gaya/cara itu disandikan ? apakah bayangan gambar ataupenyandian verbal yang digunakan ? Kemungkinan keduanya digunakan, tetapi mungkin anak kecil lebih mengandalkanpenyandian bayangan daripada anak yang lebih tua dengan perkembangan kemampuan verbal yang lebih tinggi. Pengamatanyang dilakukan Gerst (1971) menunjukkan bahwa bayangan /khayalan dan penyandian symbol keduanya cara yang efektif dalampenyandian tetapi hati-hati penamaan verbal yang meringkas tindakan kemungkinan bentuk sangat efektif dari penyandian. (3)Bagaimana menerjemahkan pengetahuan dalam perilaku? Itu tidak menghalangi untuk reproduksi gerak. Semua subjek mampumerespon komponen dari keperluan, dan banyak kemungkinan menunjukkan beberapa respon agresif sebelumnya. Oleh karenaitu, akan memudahkan untuk menterjemahkan pengetahuan dalam reproduksi gerak yang tepat. (4) Bagaimana peran hadiah?Ini merupakan pertanyaan utama yang ditujukan oleh percobaan the Bobo doll. Ketika mereka diberi kesempatan untuk bermaindengan Bobo doll mereka, anak-anak kurang agresif ketika mereka menyaksikan model yang mendapat hukuman. Pengaruhhadiah membuktikan dapat diabaikan, meskipun dalam percobaan terdahulu dengan manipulasi hadiah yang kuat (Rosenk-rans& Hartup, 1967), pemberian reward pada model menunjukkan untuk memudahkan pengaruh tertentu pada peniruan agresi. Jadi,nampaknya proses penguatan yang dilakukan untuk orang lain dengan jalan mana pengamat dapat menjawab hadiah atauhukuman yang didatangkan oleh pemain televisi.Pertanyaan sisa, apakah mengamati hadiah/hukuman mempengaruhi belajar/pengetahuan, performa atau keduanya?Bandura mengatur subjeknya terus pada sesi lebih jauh dimana mereka diberi beberapa gambar yang sangat menarik untuksetiap respon agresif. Mereka dapat meniru dengan sangat berhasil.Dengan mengagumkan, contoh ini menunjukkan dorongan agresi meningkat dalam semua kelompok percobaan, samasekali menghapus dengan cepat pengaruh hadiah dan hukuman pada model. Lebih jauh lagi semua mendukung tuntutan /klaimBandura bahwa hadiah lebih penting untuk performance dari pada untuk pengetahuan/belajar.

Self Control dan Modeling

Satu hal utama dari penelitian Bandura menguraikan kapasitas “self reactive” pada orang. Manusia tidak sesederhanamesin yang dikendalikan stimulus dari luar, tetapi justru manusia menilai upayanya, hadiah dan hukuman dirinya sendiri dandapat mengatur perilakunya tanpa kontrol dari luar. Banyak teori yang kita uji ini berasumsi seperti itu. Kapasitas self reactive(contoh, motivasi berprestasi, kesadaran diri, perbandingan social), tetapi mereka tidak membicarakan sumber pengaturan diri.Perkembangan berbagai contoh self reward dipelajari dalam konteks belajar social dengan beberapa peraturan.Cara belajar ini berawal dari Gelfand (1962), yang membuat permainan bowling kecil untuk anak-anak. Unsur-unsur dasar terdiri dari 3-ft jalur bowling, system umpan balik dengan tanda cahaya yang memberitahu pemain bagaimanamengumpulkan poin, dan mengumpulkan hadiah yang dekat. Hadiahnya merupakan token khusus yang dapat ditukarkan dahuluuntuk nilai hadiah.Dalam pengamatan yang dilakukan oleh Bandura, Grusec , dan Menlove (1967), subjek berusia 7-1 tahun diamatimodel dewasa yang bermain bowling. Setelah setiap pertunjukkan unggul, model diajak memuji diri dan juga menerima beberapatoken—ciri perilaku model dalam paradigma bowling. Agak lama subjek juga berkesempatan untuk bermain bowling, dansebagain besar, subjek membangun pola self reward mirip/menyerupai model dengan rapi.

Sumber : google(penelitian bandura)

TUGAS : MATEMATIKA IAD